Kesesuaian Kota Yogyakarta Memenuhi Kriteria Kota Ramah Lanjut Usia Menurut WHO belum Mencapai 50%


Author : Dr. N.W. Suriastini, M.Phil*, Bondan S. Sikoki, SE., MA.*, Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo**, Endra Dwi Mulyanto, SE.,* Jejen Fauzan, SH.I.* (*SurveyMETER **Center for Ageing Studies, Universitas Indonesia) Senin, 14/03/2016SurveyMETER

Pada tahun 2002 WHO mengeluarkan pedoman kota ramah lanjut usia (Age Friendly Cities giudeline) merespon dua fenomena demografi penting, jumlah penduduk lanjut usia yang meningkat pesat dan meningkatnya arus urbanisasi yang mengglobal. Check list pedoman WHO ini mencakup 95 indikator penting yang terbagi dalam 8 dimensi agar lanjut usia tetapi bisa aktif dan sehat di usia tuannya, yaitu: Gedung dan Ruang Terbuka, Transportasi, Perumahan, Partisipasi Sosial, Penghormatan dan Inklusi Sosial, Partisipasi Sipil dan Pekerjaan, Komunikasi dan Informasi, Dukungan Masyarakat dan Kesehatan.

Saat ini Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki persentase jumlah lanjut usia yang paling tinggi di Indonesia karena keberhasilan dari program KB, kesehatan dan juga migrasi keluar. Oleh karena itu Kota Yogyakarta menjadi salah satu kota yang ikut dinilai oleh peneliti SurveyMETER dan Center for Ageing Studies, Universitas Indonesia, tentang kesesuaiannya memenuhi kriteria Kota Ramah Lanjut Usia WHO. Download