Depresi pada lansia di Bali

Selasa, 06-07-2021SurveyMETERNi Wayan Suriastini | Luh Ketut Suryani | Bondan Sikoki | Rodhiah Umaroh | Hayu Qaimamunazzala


ABSTRAK

Pendahuluan. Depresi adalah gangguan mental yang paling umum. Para lansia lebih rentan terhadap depresi dan biasanya kurang terdiagnosis dan tidak diobati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi depresi pada lansia di Bali dan mengidentifikasi faktor risikonya.

Metode. Penelitian ini menggunakan data dari Dementia Study in Bali 2018. Depresi diukur menggunakan skala Center for Epidemiologic Studies Depression (CES-D) versi pendek. Skor ≥10 dikategorikan sebagai depresi dan <10 tidak ada depresi. Faktor risiko meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, wilayah pemukiman, status perkotaan, status ekonomi, anggota rumah tangga, partisipasi sosial, aktivitas hobi, aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL), aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari (IADL), dan penyakit penyerta. Para lansia dengan dan tanpa depresi dibandingkan untuk menentukan faktor risiko. Regresi logit multivariat digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan depresi.

Hasil. Sebanyak 774 peserta perempuan dan 719 laki-laki berusia 60 sampai 100 (rata-rata, 70 ± 7,3) tahun dimasukkan. Rata-rata skor CES-D adalah 9,04±5,92 (kisaran, 0–30). Menggunakan skor CES-D cut-off ≥10 sebagai depresi, 631 (42,3%) peserta dianggap depresi. Prevalensi depresi serupa antara peserta pria dan wanita dan meningkat seiring bertambahnya usia. Di antara lansia wanita, depresi dikaitkan dengan pernikahan (rasio odds [OR]=1,53, p=0,019), ketergantungan ADL (OR=2,58, p=0,002), ketergantungan IADL (OR=1,93, p=0,033), memiliki skor komorbiditas tinggi (OR=3,53, p=0,000), dan tinggal di distrik sosial ekonomi rendah (OR=2,53, p=0,026). Sedangkan memiliki anggota rumah tangga berusia 0-5 tahun (OR=0.570, p=0.013) dan aktif dalam hobi (OR=0.339, p<0.001) dikaitkan dengan kemungkinan depresi yang lebih rendah >< 0.001) dikaitkan dengan kemungkinan depresi yang lebih rendah.

Kesimpulan. Prevalensi depresi pada lansia di Bali adalah tinggi (42,3%) dan meningkat seiring bertambahnya usia. Lansia wanita lebih cenderung mengalami depresi ketika mereka menikah, tergantung ADL dan IADL, dan memiliki skor komorbiditas 3–4 dan ≥5. Memiliki cucu dalam rumah tangga dan partisipasi aktif dalam hobi, berkaitan dengan risiko depresi yang lebih rendah.

Kata kunci: Lanjut usia; Depresi; Indonesia; Faktor-faktor risiko

Silakan Unduh:
facicoDepression among older people in Bali.pdf