Menjadi Pendamping Lanjut Usia Itu Membahagiakan Mereka dan Kami

Jumat, 09/10/2020YogyakartaSiti Musfatun Khasanah

causes
Kegiatan homecare terakhir dari Kader Muda Pendamping Lanjut Usia di Dusun Watugedug Desa Guwosari sebelum masa Pandemi Covid-19, Maret 2020 lalu.

Tidak terasa sudah genap 3 tahun aku dan 6 temanku menjadi pendamping lanjut usia. Aku dan teman-temanku ikut dalam kegiatan pendampingan kegiatan lanjut usia saat masuk kelas 10 SMK. Terus terang, di antara motivasi menjadi pendamping adalah untuk memperoleh beasiswa selama SMK dari SurveyMETER dengan syarat menjadi Kader Muda Pendamping Lanjut Usia dengan terlibat kegiatan kelanjutusiaan di dusun kami, Dusun Watugedug, Desa Guwosari, Kabupaten Bantul.

Setelah mengikuti kegiatan kami seakan lupa dengan motivasi tersebut. Ternyata jadi pendamping lansia itu menyenangkan. Kami hanya perlu menyisihkan sedikit waktu dalam sebulan untuk bisa mendampingi dan memberi sedikit perhatian kepada lanjut usia. Dengan adanya pendampingan lansia setidaknya para lanjut usia tidak merasa tersisih dari kelompoknya, merasa diperhatikan oleh orang-orang sekitarnya, merasa ada orang yang menjadi tempat berbagi keluh kesah, dan tidak lagi merasa harus sendiri tanpa ada perhatian dari orang lain.

Terkadang melihat mereka tertawa lepas bisa membuat perasaanku lega; oh seperti ini toh hasil dari aku menyisihkan sedikit waktu untuk mereka. Senang sekali melihat mereka tertawa ketika kami bercanda di sela kegitan. Setidaknya itu bisa menghilangkan sedikt beban pikiran mereka.

Kegiatan rutin pendamping lansia antara lain, setiap sebulan sekali kami membantu kader posyandu dalam melaksanakan layanan posyandu lansia. Kami cekatan membantu kader untuk mengukur tensi darah, menimbang berat badan mereka dan merekapnya di buku. Tujuan mengukur tensi adalah untuk mengontrol tekanan darah setiap bulannya sehingga kalau ada yang tidak wajar akan dikonsultasikan dengan kader dan tenaga kesehatan di desa.

Sambil menunggu pelayanan pengukuran kesehatan selesai, mereka akan bercengkrama berbagi cerita dengan para lansia lainnya. Pada saat itulah kami sesekali ikut nimbrung sehingga mereka mereka dan kami tertawa gembira.

Selepas pelayanan kami mengadakan ragam kegiatan yang menyenangkan seperti senam, bemain angklung dan sekali-kali outbond. Senam lansia dilakukan dengan instruktur ibu-ibu kader. Sementara instruktur bermain angklung akan memanggilkan pelatih dari luar. Sekitar 20-30 menit senam atau main angklung selesai kita akan beristirahat, kami dan para kader akan membagikan minuman, buah dan makanan untuk mereka.

Oh iya, untuk para lansia yang tidak ada yang mengantar jemput ke posyandu kami adalah penjemput dan pengantar setia mereka dengan sepeda motor.

Kegiatan Outbond yang pernah kita lakukan adalah mengajak dan mendampingi mereka berkeliling situs sejarah Goa Selarong. Kebetulan lokasinya hanya di sebelah dusun kami. Saat outbond tersebut kami mengadakan permainan-permainan sederhana seperti bermain memindahkan air menggunakan botol dan bermain merangkai kata dengan bisikan, dan masih banyak lagi permainan lainnya. Di sela permainan itu gelak tawa membuncah dari mereka dan kami.

Sebulan sekali juga, kami melakukan kunjungan ke rumah (homecare) para lansia dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan berangkat ke posyandu. Dalam setiap kunjungan kami melakukan pengukuran tekanan darah dan menayakan keluhan yang dirasakan mengenai kesehatannya. Tak jarang kami ikut mengobrol mendengarkan keluh kesah lainnya yang mereka rasakan. Di akhir kunjungan, kami memberikan bingkisan untuk mereka.

Banyak manfaat yang kami dapatkan selama mendampingi lansia. Di antaranya aku dan teman-teman menjadi lebih menghargai orang tua sendiri, terlebih kepada para lanjut usia. Kami juga memperoleh pengalaman bagaimana hidup bersosial dan berguna bagi masyarakat.

Juli 2020 lalu beasiswa kami telah selesai. Dan, sejak pandemi, tepatnya Bulan April lalu, belum ada layanan posyandu dan pendampingan untuk lanjut usia di dusun kami. Namun di antara kami berniat akan tetap menjadi pendamping mereka sebisanya. Karena kami akan selalu rindu tawa mereka dan bahagia kami menyatu di satu sore, sebulan sekali.