Gejala Demensia Sangat Mungkin untuk Diminimalisir

Rabu, 29/09/2021Yogyakarta

causes
Tampilan layar zoom Sesi 1: “Pelatihan Pengenalan Demensia dan Skrining Kognitif bagi Kader Posyandu Lanjut Usia di DIY”, Selasa (28/09/2021).

Demikian disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam sambutan pembukaan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes dalam Sesi 1: “Pelatihan Pengenalan Demensia dan Skrining Kognitif bagi Kader Posyandu Lanjut Usia di DIY”, Selasa (28/09/2021).

Disampaikan Sultan, pemerintah telah berupaya agar lansia tetap produktif secara sosial dan ekonomi dengan tetap memperhatikan keterampilan, usia dan konsis fisik. Dari sisi layanan dengan peningkatan mutu layanan kesehatan lansia yang mengacu kepada Permenkes No. 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskemas. Di luar upaya-upaya itu, Sultan menyampaikan, yang harus dipahami bahwa penurunan kualitas hidup merupakan salah satu keniscayaan utama dari lanjut usia sebagai akibat dari menurunnya kesehatan fisik maupun kognitif yang muncul secara degenerasi yang tak bisa dihindari namun sangat memungkinkan untuk diminimalisir.

“Salah penyakit akibat penurunan fungsi kognitif adalah demensia yang dapat merupakan salah satu, beberapa atau gabungan dari kondisi tertentu yang biasanya ditandai dengan penyakit alzheimer. Demensia diakibatkan oleh kerusakan sel otak yang mengganggu komunikasi antar sel, namun bukan berarti selalu menyertai lanjut usia,” dawuh Sultan dalam sambutan tertulisnya.

Pelatihan secara daring tersebut diikuti oleh lebih dari 900 kader kesehatan dari 5 kabupaten/kota se-DIY. Pelatihan juga hadiri oleh para pemangku kebijakan terkait dari dinas kesehatan 5 kabupaten/kota, BKKBN DIY, dan Ketua Komda Lansia DIY. Pelatihan diselenggarakan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pemerintah Kabupaten/Kota se-DIY dan Alzheimer Indonesia Chapter DIY, atas dukungan dari Knowledge Sector Initiative (KSI).

Materi pelatihan disampaikan oleh Sri Mulyani, S.Kep., Ns., M.Ng, dosen Fakultas Kedokteran, kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Yogyakarta yang juga sebagai koordinator Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter Yogyakarta. Sri Mulyani menyampaikan terkait; Apa itu demensia, Tanda dan gejala demensia, Tahapan demensia, Jenis demensia berdasarkan penyebab, Membedakan demensia dan bukan demensia dan Menjelaskan tentang macam-macam deteksi dini demensia.

Pemateri kedua Endra Dwi Mulyanto, SE., M.P.H. sebagai peneliti SurveyMETER dalam Studi Kesehatan Lanjut Usia Berbasis Komunitas di DIY tahun 2021. Saat pelatihan juga diperkenalkan cara mengumpulkan data skrining dengan praktik wawancara oleh peneliti-peneliti muda dari SurveyMETER.

Kader Posyandu Lansia belum Memahami Demensia

Sebelum pembukaan pelatihan diberi pengantar oleh Direktur Eksekutif SurveyMETER, Dr. Ni Wayan Suriastini yang menyampaikan poin-poin penting dan rekomendasi dari hasil Studi Kesehatan Lanjut Usia Berbasis Komunitas di DIY tahun 2021 yang mensesus semua puskesmas dan mewawancarai sampel posyandu dan lanjut usia.

Di antara temuan menarik dari studi yang disampaikan Suriastini antara lain: baru 6% dari kader posyandu lansia yang memahami gangguan daya ingat merupakan salah satu gejala demensia dan baru 38% posyandu lanjut usia yang melakukan skrining kognitif sebagai alat deteksi demensia. Padahal, lanjut Suriastini, secara program nasional demensia sudah termasuk dalam Strategi dan Rencana Aksi Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024 sebagai salah satu indikator dari Pengembangan Program Kesehatan Lanjut Usia di setiap provinsi dan kabupaten/kota. 

“Masih banyak juga menganggap bahwa gangguan daya ingat atau lebih dikenal dengan pikun adalah hal yang biasa terjadi pada lanjut usia. Padahal mungkin saja ini menunjukkan gejala dini tentang demensia yang sampai saat ini belum ada obatnya yang dapat diketahui melalui skrining demensia,” papar Suriastini yang menyampaikan fakta di atas mendorong SurveyMETER untuk berbagi pengetahuan melalui pelatihan ini.

Sebelum pelatihan dimulai, SurveyMETER membagikan secara simbolis poster "AYO KITA CAKeP" ke peserta perwakilan programer lansia di puskesmas dan kader posyandu. Poster tersebut berisi ajakan kepada masyarakat untuk CAKeP: Cek kesehatan dan fungsi kognitif secara rutin, Antarkan lanjut usia ke Posyandu lanju usia/puskesmas/layanan kesehatan dan Perhatikan adanya gejala demensia. (JF)