Dapatkah Bali menjadi Surga bagi Kalangan Lanjut Usia?
Sabtu, 14/09/2019SurveyMETERRiska Dwi Astuti*

Bali, selain popularitasnya sebagai destinasi wisata, pulau ini juga menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia maupun mancanegara untuk tinggal menghabiskan masa tuanya. Oleh sebab itu, pemerintah provinsi Bali berusaha mengakomodir lanjut usia di wilayah tersebut.
Saat ini Indonesia tengah mengalami dinamika struktuk demografi yang mana persentase penduduk usia lanjut terus mengalami kenaikkan sebagai dampak dari angka kelahiran yang semakin rendah serta usia harapan hidup yang lebih lama. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan fakta bahwa populasi lanjut usia telah meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun terkahir. Selain itu, BPS juga memproyeksikan bahwa bahwa pada tahun 2050 seperempat penduduk Indonesia adalah lanjut usia. Maka dari itu, mewujudkan penduduk lanjut usia yang sehat dan produktif menjadi sangat penting. Kebalikan dari kondisi ini (lanjut usia yang tidak sehat dan tidak produktif) akan menjadi beban baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Demensia, termasuk Alzeimer, atau masyarakat sering menyebutnya sebagai pikun, merupakan kelainan yang terjadi pada otak yang mempengaruhi emosi, ingatan dan pengambilan keputusan seseorang. Selama ini penilaian bahwa demensia merupakan hal wajar yang terjadi di kalangan lanjut usia telah disorot sebagai prioritas kesehatan masyarakat oleh WHO, yang bekerja untuk membangun kesadaran akan gejalanya dan bagaimana cara mencegahnya.
Bali merupakan provinsi dengan tingkat demensia yang tinggi dimana 32 persen penduduk berusia 70 tahun keatas mengalami penyakit tersebut. Dibandingkan dengan Yogyakarta dengan angka 20 persen pada batas usia yang sama. Padahal, persentase penduduk usia lanjut di Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan Bali.
Angka tersbut didasarkan pada hasil studi lansia berskala besar yang diadakan di Bali dan Yogyakarta oleh SurveyMETER dengan pembiayaan dari Knowledge Sector Initiative (KSI) dan pada pelaksanaannya bekerja sama dengan Alzheimer Indonesia, Suryani Institute for Mental Health, Universitas Atma Jaya Jakarta serta Universitas Udayana.
Analisis lebih jauh dilakukan untuk menjelasakan ketimpangan prevalensi demensia antara dua provinsi tersebut. Dari data yang ada, diperoleh informasi bahwa secara umum lanjut usia di Bali memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan lanjut usia di Yogyakarta. Selain itu, sebagian besar lanjut usia Bali juga tinggal di daerah pedesaan yang mana secara statistik daerah tersebut memiliki angka stress dan tingkat penyakit tidak menular yang tinggi. Rendahnya tingkat partisipasi sosial di kalangan lanjut usia juga turut meningkatkan kerentanan di kalangan tersebut.
Proyek percontohan (pilot) dalam mewujudkan komunitas ramah lanjut usia dan demensia dilaksanakan pada bulan September 2018 di Desa Ketewel, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali yaitu desa dengan angka demensia tertinggi. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala demensia, bagaimana langkah pencegahannya, dan bagaimana cara meminimalisir resiko demensia.
Pada akhir tahun 2018, pemerintah provinsi Bali bersama dengan DPRD Bali telah menerbitkan payung hukum yang menjamin kesejahteraan lanjut usia. Hal ini mnejadi suatu contoh yang baik dalam memperlakukan kalangan lanjut usia sebagai masyarakat yang rentan untuk termajinalkan.
Biaya dari Penuaan
Berdasarkan publikasi laporan WHO tahun 2017, dampak sosial dan ekonomi dari demensia tidak hanya ditanggung oleh individu saja, akan tetapi juga oleh keluarga, komunitas, bahkan negara. Perkiraan biaya atas kejadian demensia secara global mencapai 1 triliyun USD pada tahun 2018. Menurut laporan dari World Alzheimer, angka ini diproyeksikan akan naik sebesar 2 triliyun USD pada tahun 2030. Biaya tersebut timbul dari kebutuhan akan pengobatan, biaya jasa perawat lansia (caregiver), serta biaya peluang (opportunity cost) dari anggota rumah tangga yang berhenti bekerja karena harus merawat anggota rumah tangganya yang terkena demensia.
Menteri kesehatan RI juga menjelaskan bahwa peningkatan penyakit tidak menular di kalangan lanjut isu merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi memori. Kondisi ini dapat berdampak pada menurunnya aktivitas fisik sehari-hari dan pada akhirnya akan memicu Alzheimer serta demensia jenis lain di kalangan lanjut usia.
Stigma serta pemahaman yang salah tentang demensia merupakan hal yang wajar terjadi masih merupakan masalah global, tidak terkecuali di Indonesia. Yang paling memprihatinkan, demensia secara luas dianggap sebagai bagian normal dari penuaan di seluruh Indonesia, dengan sangat sedikit kesadaran akan tindakan pencegahan yang dilakukan.
Kebijakan baru pemerintah provinsi Bali mengambil pendekatan berbasis hak untuk memastikan kesejahteraan di kalangan penduduk lanjut usia. Di bawah kebijakan baru, akses ke perawatan geriatri di fasilitas kesehatan umum dijamin tanpa biaya bagi seluruh lanjut usia di Bali. Lebih lanjut, kebijakan tersebut menegaskan hak lanjut usia untuk memperoleh perlindungan dari eksploitasi, kekerasan, perlakuan buruk dari dalam maupun luar rumah, dan dari bencana alam.
Dengan mendorong kehidupan yang aktif hingga usia lanjut, kebijakan ini juga menegaskan hak para lanjut usia untuk terlibat dalam aktivitas sosial di masyarakat dan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dukungan keuangan untuk kebijakan tersebut telah dijaminkan di bawah undang-undang dan anggaran rumah tangga provinsi, kabupaten, dan desa.
Surga untuk Semua?
Sebelum adanya proyek percontohan di Ketewel, sekitar 90 persen penduduk lanjut usia belum pernah mendengar tentang demensia. Sehingga, langkah pertama yang dilakukan dalam proyek tersebut adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman di seluruh kalangan masyarakat tentang apa itu demensia, bagaimana upaya pencegahannya, dan apa saja risiko serta gejalanya.
Pelatihan lebih lanjut dalam penanganan penderita demensia dilakukan oleh Alzheimer Indonesia, diikuti oleh petugas kesehatan di puskesmas dan staf pemerintah daerah terkait di Kabupaten Gianyar.
Pejabat desa Ketewel mendukung proyek ini dengan menghidupkan kembali pos pelayananan terpadu untuk lansia (posyandu lansia), pemberian subsidi makanan bergizi, dan mengorganisir kegiatan kelompok untuk kalangan lanjut usia. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan di masyarakat lanjut usia, serta meminimalkan risiko terkena demensia.
Penuaan adalah hal yang pasti dalam kehidupan. Lanjut usia berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik apabila terdapat dukungan baik dari keluarga, komunitas, dan pemerintah. Demensia tidak boleh dilihat sebagai bagian yang tak terhindarkan dari penuaan, tetapi suatu kondisi yang dapat dicegah dan diobati.
Seluruh stakeholder harus duduk bersama dan melakukan upaya bersama untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang demensia dan gejalanya. Selain itu, mempromosikan upaya pencegahan dini, termasuk perluasan dan peningkatan layanan kesehatan untuk lanjut usia idealnya juga menjadi tanggung jawab bersama.
Pendekatan yang diujicobakan di Ketewel memberikan contoh bagaimana seluruh masyarakat dapat terlibat dalam meningkatkan kesejahteraan di kalangan lanjut usia, sesuatu yang akan menjadi sangat penting di Indonesia yang sebagian besar penduduknya semakin menua.
Publikasi artikel ini dalam Bahasa Inggris dapat dilihat di:
*Riska Dwi Astuti is a researcher at SurveyMETER, a research institute in Yogyakarta.
Publikasi artikel ini dalam Bahasa Inggris dapat dilihat di:
https://bit.ly/352vvRl
Pilot Instrumen Pengembangan Sistem Informasi Lanjut Usia (SILANI) 2019
- Tanggal : -
- Lokasi :
Pilot instrumen studi dilakukan pada awal Agustus 2019 di Dusun Watugedug, Guwosari, Pajangan, Bantul. Pilot dilaksanakan oleh asisten peneliti senior SurveyMETER
Gallery :
Tiga Generasi Desa Guwosari Bermain Angklung Menyambut HLUN 29 Mei
Kamis, 02/05/2019Guwosari, Pajangan, Bantul

Sebanyak 80-an orang mewakili tiga generasi (anak-anak, remaja-pemuda, dan lanjut usia) dari Desa Guwosari berkolaborasi main angklung di area wisata Goa Selarong Dusun Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul pada Rabu (01/05/2019) kemarin. Pertunjukan angklung dipersembahkan dalam rangka menyambut Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei. Kegiatan ini tercipta berkat kerja sama SurveyMETER dengan Pemerintah Desa Guwosari.
Generasi anak-anak yang terlibat berasal dari siswa-siswi beberapa SD di Desa Guwosari. Generasi remaja-pemuda berasal dari Karang Taruna Dusun Iroyudan, Karang Taruna Desa Guwosari, Kader Posyandu Lansia, dan perwakilan Pemerintah Desa Guwosari. Sedangkan generasi lanjut usia merupakan para lansia Dusun Iroyudan dibawah bimbingan Posyandu Lansia Bougenvil Dusun Iroyudan.
Pertunjukan alat musik angklung membawakan 3 lagu: Jaranan, Suwe Ora Jamu, dan Tanah Airku. Selama pertunjukan dilakukan perekaman video yang akan diunggah ke media sosial youtube kanal SurveyMETER beberapa hari mendatang.
Pelatihan Pewawancara Studi Welfare Tracking in The Aftermath of Crisis (WelTrac) 2019
- Tanggal : -
- Lokasi :
Atas kepercayaan dari Bank Dunia SurveyMETER melaksankan Studi Welfare Tracking in The Aftermath of Crisis (WelTrac) atau Studi Sulawesi Disaster Response di Sulawesi Tengah. Studi dilakukan untuk memotret krisis yang terjadi paska gempa bumi yang berpusat di Palu dan Donggala pada 28 September 2018 lalu.
Pelatihan calon pewawancara digelar di Balai Diklat Provinsi Sulawesi Tengah Jalan S. Parman No. 67 Kota Palu. Pelatihan berlangsung dari 20 – 25 Maret 2019.
Gallery :
SurveyMETER Menjadi Fasilitator Kunjungan Lapangan BAPPENAS, ADB dan TSAO Foundation di Yogyakarta
Senin, 15/10/2018
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikeluarkan pada tahun 2017, mempunyai UHH (Usia Harapan Hidup) paling tinggi di Indonesia yaitu 74,74 tahun. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap penanganan keberadaan dari para Lanjut Usia (Lansia) yang ada di provinsi DIY. Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka penyusunan strategi nasional mengenai Perawatan Jangka Panjang (Long-Term Care), tim yang terdiri dari perwakilan Kementerian PPN/BAPPENAS, ADB (Asian Development Bank) dan TSAO Foundation selama tiga hari (9-11 Oktober 2018) lalu mengunjungi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendapatkan masukan serta menggali program-program yang sudah/sedang dilaksanakan oleh berbagai lembaga sehubungan dengan pembinaan kelompok lanjut usia. Dalam kunjungan tersebut dipercaya SurveyMETER sebagai fasilitator kegiatan.
Hari pertama, bertempat di BAPPEDA Kota Yogyakarta, diawali dengan diskusi bersama pemerintah setempat yaitu dari Dinas Sosial Kota, Dinas Kesehatan Kota, BKKBN Provinsi serta Komda Lansia Provinsi. Dalam diskusi ini masing-masing menyampaikan program yang sudah/sedang dilaksanakan dalam hubungannya dengan para Lanjut Usia. Selanjutnya tim mengunjungi LKS Budhi Mulia, Puskesmas Pajangan dan diakhiri dengan kunjungan ke YEU (YAKKUM EMERGENCY UNIT). Masing-masing perkunjungan menghasilkan pengetahuan mengenai program dan aktifitas yang dilakukan baik yang sifatnya berasal dari komunitas masyarakat setempat maupun dari pemerintah lokal melalui puskesmas.
Hari kedua, diawali dengan kunjungan ke Organisasi Sosial Melati, salah satu organisasi sosial penggiat kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan lansia (elderly care). Kunjungan dilanjutkan ke Panti Werda Hana dan diakhiri dengan mengunjungi Klinik Memori di RS. Dr. Sardjito. Pada kunjungan di klinik Memori, selain dengan para dokter, tim juga berdiskusi dengan para relawan dari Alzheimer Indonesia cabang Yogyakarta. Selesai kunjungan pada ketiga tempat tersebut, bertempat di kantor SurveyMETER, tim mengadakan diskusi atas hasil kunjungan mereka selama 2 hari. Diskusi diawali dengan pemaparan hasil studi oleh Direktur Eksekutif SurveyMETER Dr. Ir. N.W. Suriastini, M.Phil. dan dilanjutkan dengan pembahasan poin-poin baik dari hasil studi maupun dari hal-hal yang ditemukan selama kegiatan perkunjungan.
Pada hari ketiga kunjungan pertama dilakukan dengan mengunjungi Citta Sehat/Indonesia Ramah Lansia di Dusun Karet, Bantul, salah satu organisasi penggiat kegiatan lansia yang mendapatkan dukungan dari AABC Jepang dan CEFAS URINDO Centre Study. Setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Dusun Watugedug, Desa Guwosari. Watugedug merupakan dusun binaan SurveyMETER untuk program pembinaan Lansia sejak tahun 2015. Kunjungan hari ketiga ini diakhiri dengan mendatangi BKL (Bina Keluarga Lansia) Mugi Waras di Dusun Blendung, Sleman DIY, salah satu BKL binaan dari BKKBN Kabupaten Sleman yang cukup aktif mengadakan kegiatan bagi para lansia baik dari sisi perawatan maupun aktifitas pemberdayaan lansia.
Dalam tiga hari kunjungan ke beberapa tempat di D.I Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa perawatan bagi para lanjut usia sudah dilakukan di masing-masing elemen pemerintahan seperti Dinas Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial, Dinas kesehatan melalui puskesmas dan posyandu lansia serta BKKBN melalui Bina Keluarga Lansia. Selain dari pihak pemerintah, masyarakat dan pihak swasta juga sudah terlibat dalam perawatan lanjut usia. Oleh karena itu dibutuhkan satu wadah atau kegiatan yang dapat mengintegrasikan semua layanan-layanan tersebut. (AN)
Komisi IV DPRD Berjanji Segera Mewujudkan Perda Kelanjutusiaan di Bali
Paparan Diseminasi Hasil Studi Demensia Bali 2018: Mendorong Lahirnya Kebijakan Kelanjutusiaan di Bali diikuti dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan kebijakan terkait dari tingkat regional, nasional, dan daerah.
Pembukaan Pelatihan STATA untuk Pengolahan Data IFLS Angkatan Ke-4
SurveyMETER mengadakan Pelatihan STATA untuk Pengolahan Data IFLS angkatan ke-4. Pelatihan angkatan ke-4 ini hanya membuka 1 kelas yaitu Kelas STATA Dasar & Lanjutan. Rangkaian pelatihan direncanakan akan dilaksanakan pada akhir 18 – 21 September 2018. Tempat pelatihan di Kantor SurveyMETER, Jalan Jenengan Raya 109, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Studi Individual Deprivation Measure (IDM) di Indonesia
SurveyMETER melakukan pengumpulan data Studi Individual Deprivation Measure (IDM). Di Indonesia. Lokasi studi di Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
Gubernur Pastika Dorong Para Lansia Untuk Terus Aktif
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para Lanjut Usia (lansia) untuk terus aktif beraktivitas di usia senja mereka, dengan demikian saraf motorik akan terus terlatih, demikian pula dengan pikiran sehingga para lansia akan tetap sehat baik secara jasmani maupun rohani.
Pahami Anak secara Menyeluruh
Bukti dan data yang tersedia untuk memahami kehidupan anak Indonesia dari waktu ke waktu masih sedikit dan belum komprehensif. Padahal, dengan mempelajari tumbuh kembang anak secara komprehensif dapat membantu pemerintah untuk mengetahui secara lebih pasti kebijakan, program, dan faktor-faktor yang terbukti berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkelanjutan.