Studi Evaluasi Dampak Program Air dan Sanitasi (WSLIC-2) 2010

causes

SurveyMETER diberi kepercayaan oleh Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan untuk melakukan studi evaluasi akhir terhadap Program Air dan Sanitasi  untuk Masyarakat Berpendapatan Rendah atau Water and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-2). Pengumpulan data lapangan studi dilaksanakan pada Juni hingga Agustus 2010. Sebelumnya, oleh lembaga penelitian lain, sudah dilakukan baseline study dan Post Contruction Census pada 2003.

Survei Evaluasi Dampak Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (STOPS) 2008 dan 2010

causes

Penelitian ini adalah survei baseline rumah tangga dan komunitas untuk survei pemantauan kesehatan yang terkoordinasi.

Survei Evaluasi Dampak PNPM-PPK (SEDAP) 2007 dan 2010

causes

Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan tahun pertama pada pertengahan tahun 2007. PNPM merupakan perluasan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) atau Kecamatan Development Program (KDP) saat ini. Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap sejak tahun 1998. Sementara di wilayah perkotaaan juga digulirkan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PPKP) atau Urban Poverty Program (UPP) yang dilaksanakan dalam tiga tahap sejak tahun 2000.

Studi Evaluasi Program Desentralisasi Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (DAFEP) 2006

causes

Studi ini bertujuan untuk melengkapi database evaluasi dengan akhir data proyek. Studi ini menggunakan metodologi survei benchmark. Studi ini mencakup total 1.152 rumah tangga dan 350 pemuda dan wanita di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Aceh. Survei ini dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2006. Proyek studi ini didanai oleh Bank Dunia dan CIRAD.

Survei Kesehatan dan Produktivitas (HATAS) 2001-2009

Jumat, 10/09/2010

causes
Salah satu tim pewawancara saat melakukan editing data di basecamp studi di Purworejo, 5 April 2009

Survei ini merupakan studi Evaluasi Suplementasi Zat Besi pada Pekerja atau Worker Iron Supplementation Evaluation Project [WISE]. Namun dalam bahasa Indonesia dikenalkan dengan Survei Kesehatan dan Produktivitas (HATAS). Survei ini merupakan longitudinal study terhadap program intervensi suplementasi zat besi yang dilakukan di Purworejo, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Gizi Universitas Gajah Mada (CHNRL-UGM). Survei HATAS dirancang untuk mempelajari semua jalur potensi melalui peningkatan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu dan keluarga mereka.

Setidaknya lebih dari 17.500 orang yang tinggal di 4.300 rumah tangga termasuk dalam sampel baseline penelitian. Wawancara rumah tangga dan individu yang detail serta pengukuran kesehatan seperti tinggi badan, berat badan dan tes hemoglobin dilakukan setiap empat bulan. Baseline studi dimulai setelah survei screener (pra-baseline) terhadap 37.000 responden individu yang tinggal di 9.500 rumah tangga. Sebelum kegiatan intervensi, pengumpulan sampel kotoran dilakukan untuk menguji untuk parasit cacing yang dapat mempengaruhi efektivitas intervensi zat besi. Sementara tes hemoglobin dilakukan menggunakan mesin pengukuran hemocue serta koleksi bercak darah kering menggunakan kertas filter.

Survei pra-baseline (putaran A) yang dilakukan pada Maret – April 2001 dan survei baseline pada bulan Mei – Desember 2001. Kemudian suplementasi zat besi dimulai pada Agustus 2002 dan berlangsung selama 15 bulan. Rumah tangga secara acak ditunjuk untuk mendapatkan perawatan (tablet zat besi 120 mg setiap minggu untuk subjek yang lebih tua dari 15 tahun atau sirup rasa jeruk untuk anak usia 5 atau kurang) dan kepatuhan dimonitor dengan hati-hati. Survei pasca-intervensi pertama dilakukan antara akhir bulan September dan Desember 2002 (putaran E).

Para individu dan rumah tangga ditindaklanjuti setiap empat bulan untuk jangka waktu dua tahun dan tahunan selama lima years. Pada beberapa putaran, dari putaran B tahun 2001 hingga putaran Q tahun 2009, sekitar 6.000 rumah tangga yang diwawancarai kembali bisa diwawancara. SurveyMETER sejauh ini mampu mempertahankan 96 persen tingkat kontak kembali. Tinggi angka pengontakan ulang responden WISE ini adalah sebagai hasil dari pelacakan intensif responden panel di lokal di Purworejo dan responden panel yang pindah keluar Purworejo termasuk pindah ke kabupaten lain di Jawa Tengah dan Pulau jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Yogyakarta).(SM)

Studi Dampak Sosial Ekonomi Paska Bom Bali (EST-Bali) 2003-2005

Kamis, 09/09/2010

causes
Petugas Pewawancara saat melakukan editing di basecamp studi tahun 2005

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui dampak ekonomi dan sosial dari pembombam di Bali pada Oktober 2002. Untuk memahami bagaimana bom Bali mempengaruhi kesejahteraan individu dan rumah tangga di Bali. Studi ini juga merupakan survei longitudinal rumah tangga yang baseline studinya dilakukan pada awal 2003. Sampel pada putaran pertama adalah 92% dari 7.500 individu di lebih dari 2.000 rumah tangga yang hidup tahun 2000 yang menjadi bagian dari rumah tangga dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2002.

Studi ini dilakukan di semua kabupaten/ kota di Provinsi Bali: Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, Denpasar).

Survei ini menyediakan informasi yang unik mengenai bagaimana kehidupan orang Bali dipengaruhi oleh pemboman. Khususnya karena beberapa indikator kesejahteraan individu dan rumah tangga mereka diukur sebelum pengeboman itu, dan kita mengukur indikator-indikator yang sama bagi individu yang sama setelah pengeboman, kita bisa mencatat efek dari pengeboman. Selain itu, karena data memberikan informasi tentang seluruh rumah, kita dapat mengidentifikasi beberapa mekanisme yang dihadapi bahwa individu dan rumah tangga telah mengadopsi dalam menanggapi tragedi pemboman serta menentukan bagaimana dampak dari pengeboman ditanggung bersama dalam dan antara rumah tangga.

Setahun kemudian, pada awal tahun 2004, responden kembali dikunjungi dan diwawancarai di Putaran Kedua EST-Bali untuk melihat perubahan kesejahteraan dan perilaku dalam menghadapi tragedi Bom Bali ini dari waktu ke waktu. Putaran Kedua ini juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program pemulihan Bali yang diprakarsai oleh pemerintah setelah pengeboman. Putaran Ketiga dilakukan pada bulan Februari 2005 dimana efek jangka panjang dari pemboman itu diselidiki. Selama tiga putaran studi ini SurveyMETER mampu mempertahankan 92% tingkat re-kontak responden. Pelacakan rumah tangga dan penggerak individu dilakukan tidak hanya di Bali tetapi juga hingga ke Jawa Timur. (JF)

Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 1993-2007

Rabu, 08/09/2010

causes
Para pewawancara berfoto bersama saat pelatihan di IFLS2 tahun 1997

Indonesia Family Life Survey (IFLS) atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) adalah survei longitudinal rumah tangga yang paling komprehensif yang pernah dilakukan di Indonesia. Survei ini adalah sebuah studi panel rumah tangga, individu, dan survei masyarakat terintegrasi yang berlangsung selama lima gelombang sejak 1993 di 13 provinsi di Indonesia (seluruh provinsi di Jawa, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara). Gelombang keempat survei (IFLS-4) dilakukan pada paruh kedua tahun 2007 untuk mengikuti 7.500 rumah tangga dan sekitar 321 komunitas.

Sampel awal rumah tangga dan komunitas awal dipilih tahun 1993 (IFLS-1). Kemudian kembali disurvei pada akhir tahun 1997 (IFLS-2) dan untuk 25 persen sampel atau sekitar 2000 rumah tangga disurvei lagi pada akhir 1998 (IFLS-2), hingga IFLS-3 tahun 2000. Survei panel rumah tangga kembali mewawancara rumah tangga dan perpecahan mereka dari dalam setiap gelombang dan dengan keberhasilannya dalam mempertahankan tingkat pengontakan yang tinggi, antara 93 dan 96 persen. Jumlah rumah tangga sampel tahun 2007 berkembang sampai 10.500 rumah tangga.

Pelacakan intensif dilakukan tidak hanya untuk mereka yang pindah di provinsi IFLS tetapi juga mereka yang keluar 13 provinsi IFLS seperti Riau, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Sebagai lembaga independen SurveyMETER berkolaborasi dengan Pusat Kebijakan dan Kependudukan Universitas Gajah Mada dan RAND Corporation di IFLS-4 ini. Tetapi staf inti peneliti yang terlibat dalam IFLS-4 ini merupakan peneliti sejak putaran pertama.(SM)

causes

Workshop Analisis Data Panel IFLS


  • Tanggal : -
  • Lokasi :


Dalam upaya memperkenalkan data IFLS kepada para pengambil keputusan di Indonesia, SurveyMETER bekerja sama dengan Duke University mengadakan Workshop Analisis Data Panel IFLS. Kegiatan dilaksanakan pada 5 - 16 Juli 2010 di Hotel Saphir Yogyakarta.

Sasaran kegiatan ini adalah instansi pemerintah atau lembaga penelitian yang telah menjalin kerjasama dengan SurveyMETER dalam berbagai kegiatan. Peserta yang hadir antara lain Dinas Kesehatan NAD, Depdiknas, Bappenas, World Bank, BPS, LD UI, PSKK UGM, bahkan beberapa peserta luar negeri dari Singapura dan China.

Gallery :